Postingan

Jawaban Sang Kakek

Langit masih gelap. Udara dingin sangat terasa menusuk tulang. Sesekali angin malam lewat di depan pohon-pohon hingga beberapa daunnya jatuh. Suara jangkrik dan burung hantu nyaring terdengar. Rumput-rumput mulai basah terkena embun yang sejuk. Lampu jalan yang remang-remang menyinari jalan setapak desa. Cahaya bulan juga ikut menyinari jalan yang gelap itu. Dari kejauhan terdengar sayup-sayup adzan subuh. Suara itu berasal dari sebuah masjid di pinggir desa. Suara adzan subuh merdu terdengar oleh siapa saja yang bangun kala itu. Keheningan malam perlahan mulai berhenti dengan suara adzan. Secara serentak suara adzan mulai menggema di langit yang masih gelap. Masjid-masjid yang sangat jauh letaknya  juga sudah mengumandangkan adzan, pertanda sholat subuh sudap siap untuk menarik hati hamba-hamba Allah yang ingin dekat dengan-Nya. Seorang kakek berjalan di tengah kegelapan menuju masjid, ia hendak menunaikan kewajiban yang mulia. Langkahnya tegap, menunjukkan kalau ia masih sehat. Ka

Cerpen: Si Koki dan Pria Misterius

Seorang pria sedang sibuk di dapur rumahnya. Ia sedang belajar memasak makanan yang enak sebagai hidangan bagi keluarganya. Keringat keluar dari kulit di wajahnya  karena tak tahan dengan panas dari kompornya. Tangannya begitu cekatan memasukkan segala bumbu yang diperlukan untuk memasak. Tangannya lihai membalikkan penggorengan sehingga masakannya matang sempurna. Aroma lezat telah memenuhi seluruh ruangan di rumah. Anggota keluarganya tak sabar untuk menikmati hidangan spesial ini. Setelah semuanya beres, ia kemudian memindahkan masakannya ke piring hidangan. Dengan perlahan ia memindahkannya. Tak lupa ia memberi hiasan manis di setiap piring masakannya. Anggota keluarga sudah siap dengan sendok dan garpunya. Layaknya audisi memasak, si pria tak sabar dengan komentar dan penilaian dari anggota keluraganya. Mereka semua mengacungkan jempol untuk si pria. Ia sangat senang dengan hasil itu. Latihan memasak kali ini merupakan bekal bagi dirinya sebelum ia membuka rumah makan. Si pria ad

Cerpen: Kisah Kerajaan Emas

Kerajaan Emas berdiri dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Wilayahnya meliputi pegunungan, hutan, sungai, bahkan pantai. Kerajaan Emas memiliki pasukan militer yang sangat kuat. Prajuritnya gagah dan berani. Mereka pandai dalam strategi perang dan lihai dalam memainkan pedang saat perang. Penduduknya pun beragam. Ada yang bekerja sebagai kuli bangunan. Di wilayah dekat pantai, penduduknya bekerja sebagai nelayan. Ada pula yang berkebun di wilayah pegunungan. Kegiatan perdagangan berlangsung sangat ramai di pusat ibu kota. Di ibu kota inilah berdiri istana Kerajaan Emas yang megah. Hampir di setiap sudut istana ini terdapat hiasan dan pajangan yang terbuat dari Emas. Bahkan di beberapa lorong istana, temboknya dilapisi oleh emas yang berkilau. Semua rakyat sangat tunduk kepada perintah Sang Raja. Mereka tidak berani melawan terhadap perintah raja yang menyimpang karena Sang Raja tak segan-segan untuk menghukum siapa saja yang melawan. Sang Raja hidup bersama dengan seorang istri

Pegunungan Sebagai Nikmat dari Allah SWT

Indonesia dikaruniai oleh Allah SWT berupa alam yang sangat indah. Lautan Indonesia sangat luas dan kaya dengan berbagai makhluk hidup yang tinggal di sana. Ikan yang bermacam-macam menambah warna lautan yang tidak hanya biru. Berbagai hewan laut dapat diambil manfaatnya untuk makanan, kesehatan, dan keperluan lainnya. Tumbuhan laut juga menyumbang keanekaragaman laut Indonesia. Tumbuhan di laut menjadi sumber makanan bagi para penghuninya. Keseimbangan ekosistem di laut tetap terjaga karena keberadaan tumbuhan dalam laut. Beberapa tumbuhan laut dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan dan kesehatan. Selain laut yang luas, Indonesia juga diberi oleh Allah SWT berupa daratan yang tak kalah indahnya. Hijaunya daratan Indonesia membuat orang-orang di luar Indonesia berdecak kagum. Berbagai macam tumbuhan dapat tumbuh di atasnya. Kenampakan daratan Indonesia sangat beragam. Ada dataran rendah seperti pantai dan ada dataran tinggi seperti pegunungan. Semua itu Allah SWT cipt

Penyakit dan Ikhtiar Berobat

Penyakit dan Ikhtiar Berobat Dalam perjalanan hidupnya menuju ketakwaan kepada Allah SWT, manusia tidak pernah luput dari musibah dan cobaan. Keimanan seseorang akan diuji dan ditempa dengan berbagai ujian dan cobaan. Dari sinilah kualitas manusia akan tampak. Beruntunglah orang-orang yang memilih kesabaran sebagai pegangan karena merekalah yang mendapatkan janji Allah SWT sebagaimana firman-Nya, “Dan beritakanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”...(QS Al Baqarah ayat 155). Cobaan yang Allah SWT berikan kepada manusia salah satunya yaitu penyakit. Manusia terkadang lalai dengan nikmat sehat yang telah Allah berikan. Bahkan, manusia sering melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat ketika tubuhnya dalam kondisi yang sehat. Melalui penyakit, manusia diingatkan kembali kepada nikmat kesehatan. Manusia akan kembali sadar bahwa nikmat kesehatan yang telah Allah SWT berikan sangat mahal harganya hingga kita tidak sanggup untuk menghitungnya. Walaupun mengalami cobaan berupa penyak

Puisi: Petunjuk Yang Terpendam

Petunjuk yang Terpendam Gelap membungkus langit-langit Ketika raga dan rasa beradu Arah pupus dan beban rumit Menutup jiwa yang hanya satu Hiasan asa menggantung kusut Berbeda warna dan saling terpaut Tertata namun tak terlaksana Hilang bersama waktu yang berharga Seribu kali menginjak lubang Marah dan lara banyak dirasa Ketika pergi dan pulang Hanyalah jejak kecewa tak istimewa Arah ke luar cepat melintas Melawan banyak  rupa dan batas Jiwa cemas melangkah mundur Dendam dan dusta dalam terkubur Angan bertabur doa di langit dunia Berhiaskan cahaya kerja dan usaha Terlihat nampak walau terang Tak hilang walau gelap telah datang

Puisi: Mati Jiwa dan Rasa

Mati Jiwa dan Rasa Makhluk sempurna raga dan akal Pimpinan diri dan makhluk lainnya Mengendalikan hadiah  teramat mahal Selalu diberi tanpa ada yang meminta Keceriaan semu terbungkus manis Tak melihat siapa yang menangis Tangan kotor memungut cita-cita Membuangnya tanpa salah dan dosa Akal hilang, binatang merasuk Mencari mangsa tak bersalah Mati tak terbilang dan rasa yang membusuk Meninggalkan raga mangsa yang lemah Batu terdiam saat langit kelabu Melihat mangsa yang tersiksa Luka mendalam sang pemburu Kurang kuasa merawat yang tersisa